Ingin Setia
Mata itu, selalu memancarkan tatapan yang amat berbeda. Sayu namun
menggetarkan jiwa. Sepertinya Rayman merasakan ada hal yang aneh pada diri
Alya. Entah apa, namun sangat membingungkan.
Hari ini, Rayman kuliah siang.
Seperti biasanya ia segera menemui kekasihnya yang kini belajar dijurusan
fakultas bahasa, karena hari ini adalah hari yang amat istimewa bagi Keyla,
hari Alya ulang tahunnya. Tak pernah lupa Rayman akan ulang tahun Keyla, ia
akan selalu ingat karena ia adalah kekasih terbaiknya.
“Hai Alya, sedang apa kamu di
sini?,” tiba-tiba ia bertemu dengan Alya.
“Nggak, cuma mau ke perpustakaan,”
senyum yang amat menawan.
“Oke deh, aku mau ketemu sama Keyla,
karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Kamu mau ikut?,” tanya Rayman pada
Alya.
“Oh ya, wah selamat ya, maaf aku
nggak bisa karena aku mau ngerjain tugas dari pak Ali. Tolong sampaikan salamku
pada Keyla, ya!,” Alya tersenyum dan ia
segera /pergi.
“Tentu Al, selamat mengerjakan ya,
semoga sukses!,” langsung saja Rayman meninggalkan Alya yang arah mereka
berlawanan. Terlihat Rayman masuk ke sebuah ruangan kelas. Alya menatapnya sayu
dan kosong. Entah apa yang ada dibenak Alya. Ia tersadar dari lamunannya dan
segera masuk kedalam perpustakaan.
Rayman segera menemui Keyla,
terlihat ia sedang sibuk dengan buku bacaannya.
“Happy Birthday to you, happy
birthday to Keyla.....,” ucap Rayman sambil memberikan sebuah bungkusan pada
Keyla. Rayman segera memberikannya pada Keyla.
“Apa ini Ray, aku..aku bener nggak
nyangka kamu masih inget sama ulang tahunku??,” Keyla tersenyum haru. Ia segera
menerima bungkusan itu dan ia segera membukanya. Dan ternyata, isi bungusan itu
adalah sebuah kalung liontin yang sangat diidamkan oleh Keyla selama ini. Ia
tak menyangka bakal bisa mendapatkan kalung yang dicari-carinya ini.
“Sekarang kamu nggak perlu cari
lagi, karena kamu sudah mendapatkannya.”
Ray, aku nggak nyangka kamu bisa
mendapatkan kalung ini. Aku sangat suka kalung ini, bukan karena bagusnya,
karena kalung ini selalu mengingatkanku pada ayahku yang selalu mengajariku
untuk selalu tegar, terima kasih Ray,” Keyla memeluk Rayman dengan penuh rasa
sayang. Ia sangat bahagia dapat memiliki orang yang amat mencintainya di ulang
tahunnya.
“Maaf, aku hanya bisa ngasih itu.
Aku nggak bisa ngasih kamu sesuatu yang lebih berharga,” Ucap Rayman
disela-sela pembicaraan.
“Tak apa Ray, bagiku ini adalah
hadiah yang amat teristimewa bagiku. Terima Kasih Ray.”
Sementara itu, Aya masih saja sibuk
dengan buku pelajarannya. Ia merasa tak tenag, entah mengapa, ia tak tahu. Yang
pasti hatinya tengah gundah. Apa karena Rayman. Tidak, jangan sampai. Rayman
telah memiliki Keyla, ia tak mau disebut sebagai perusak hubungan orang lain.
Segera saja ia kembali ke dalam kelas. Saat ia melewati kelas Keyla, ia bertemu
dengan mereka yang asyik bergandengan tangan. Alya pun kaget, namun ia berusaha
untuk bersikap tidak terjadi apa-apa.
“Al, mau kemana? Ikut kami yuk!,”
ajak Keyla.
“Kemana? Aku lagi sibuk nih!,” Alya
berusaha mengelak.
“Ayolah Al, kita ke kantin. Aku
traktir deh. Oh ya, makasih ya atas ucapannya. Tadi Ray yang bilang,” Keyla
tersenyum manis pada Alya, Alya pun membalasnya dengan senyum yang manis juga
walaupun pahit rasanya.
“Baiklah, tapi hanya sebentar ya,
aku masih ada tugas!.”
Langsung saja mereka menuju kantin
kampus yang lumayan besar. Kali ini giliran Keyla yang mentraktir, karena ini
adalah hari ulang tahunnya.
“Al, silahkan pesen apa aja juga
boleh, kali ini aku yang nanggung semuanya, jangan malu-malu!,” ucap Keyla pada
Alya. Sementara itu Alya hanya tersenyum kosong.
Alya hanya bisa terdiam membisu saat
mereka berdua tengah berbahagia. Keyla beruntung karena memiliki Rayman.
Seorang laki-laki yang cerdas, tampan, dan berwibawa. Andai saja Alya dapat
memiliki Rayman lebih dulu dari Keyla, tentunya ia akan merasa bangga dan
bahagia, karena dapat memiliki Rayman. Sungguh, Alya tak sanggup bila harus
terus menyaksikan adegan yang seharusnya ia idamkan, sungguh, ia tak sanggup.
Hatinya teriris tatkala melihat Rayman dan Keyla te;ngah tersenyum bahagia.
Sungguh, Alya benar-benar hancur.
***
Pagi itu, seperti biasa Rayman
sedang duduk ditaman kampus. Ia tengah mengetik sesuatu. Langsung saja Alya
menghampirinya yang tengah membawa sebuah bungkusan kecil.
“Hai Ray, sedang apa, boleh duduk di
sini nggak?,” tanya Alya pada Rayman.
“Boleh, silahkan. Nih, lagi ngetik
skripsi, besok Sabtu harus segera dikumpulkan,” ucap Ray sambil terus mengetik
tugasnya.
“Ray, aku mau ngasih sesuatu pada
kamu. Aku harap kamu tak marah dan mau menerimanya. Ini bukan ada maksud
apa-apa Ray, aku Cuma mau ngasih sesuatu aja pada kamu,” ujar Alya sambil
menyerahkan bungkusan itu.
“Wah, dengan senang hati aku akan
menerimanya, tapi ini isinya apa?,” Ray membolak-balik bungkusan itu.
“Buka saja, oh ya, aku harus pergi
dulu ya, masih ada sesuatu yang harus aku urus, aku harap kamu senang
menerimanya,” Alya lalu berlalu pergi. Meninggalkan Ray yang sendirian.
Segera saja Ray membuka bungkusan
itu, dan ternyata isinya adalah sebuah boneka lucu yang begitu halus
bulunya. Dan ternyata, dibalik boneka
itu terselip selembar kertas berwarna merah muda. Tiba-tiba datang Keyla dengan
senyuman yang begitu hangat, langsung saja Rayman menyembunyikan kertas itu
didalam saku jaketnya.
“Ray, boneka siapa ini, kok lucu
banget?”
“Itu tadi hadiah dari Alya, entah
kenapa ia memberiku hadiah. padahal aku kan nggak ulang tahun. Kalau kamu mau
ambil saja!.”
“Bener Ray?? Terima Kasih Ray!,”
Keyla begitu senang menerima boneka itu.
Dan di kesempatan yang lain, Alya
melihat Keyla tengah membawa boneka yang .diberikan pada Rayman tadi pagi. Dan
kini telah berpindah tangan ke tangan Keyla. Betapa hancur hati Alya melihat
semua pengorbanannya gagl sia-sia. Mungkin ini sudah takdirnya, tak diizinan
untuk memiliki Rayman. Biarlah ini memnjadi pelajaran bagin Alya untuk tidak
mencintai seseorang yang telah memiliki cinta orang lain.
***
Kini Rayman sadar bahwa selama ini
diam-diam Alya mencintainya. Memang ini aneh, namun ia ,tak bisa. Karena ia
telah memiliki Keyla. Tak mungkin ia harus menduakan Keyla. Keyla adalah gadis
yang baik, tak tega untuk mengkhianati cinta Keyla.
“Al, aku mengerti perasaanmu. Tapi
aku nggak bisa menerima kamu. Karena aku telah memiliki Keyla, aku hanya ingin
setia. Setia pada satu cinta. Maafkan aku Al!,” Ucap Ray dengan nada yang
memilukan. Ia pun meninggalkan Alya sendirian.
Sementara itu, Alya hanya bisa
menangisi ketakberdayaannya, ia galau, ia rapuh. Namun ia sadar, semua ini tak
mungkin. Ia harus sadar, ini tak akan terwujud. Terlihat seorang perempuan
berdiri dibelakang Alya, menyapanya dan melemparkan senyum.
“Al!.”
“Key???.”